Kabar Bengkulu– Bagi sebagian orang, pergi berobat ketika sakit menjadi hal yang perlu pertimbangan, sebab mahalnya biaya pengobatan jadi salah satu kendalanya. Melihat kondisi tersebut, seorang dokter bernama Egi yudhistira membuat langkah positif. Dengan program “Jumat Berkah dengan tarif sukarela.
Egi yudhistira merupakan pria kelahiran Ipuh 12 Mei 1991 silam. Ia adalah anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Bambang Siswanto dan Tusi Narolita.Egi dikenal sebagai sosok dokter muda yang energik dan supel dalam bergaul dimasyarakat.
Saat ini, dokter Egi sapaan akrabnya membuka praktik di Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko tepatnya di Jl.Protokol No 2 Medan Jaya Bersebelahan dengan Hotel Rindu Alam Ipuh.
Egi yudhistira menceritakan awal dirinya ingin menjadi seorang dokter karena merupakan impiannya sejak kecil. Ketika beranjak dewasa, ia membaca kisah inspiratif Pahlawan Nasional, dokter Soetomo membuatnya semakin ingin bergelut di dunia kedokteran karena segudang kisahnya.
“Alasan terbesar saya menjadi seorang dokter karena melihat sosok dokter terdahulu yang membangun bangsa ini, seperti dokter Soetomo,” katanya saat ditemui di tempat prakteknya. Jumat (4/2/22)
Program yang dilaksanakan dr.Egi ialah ”Jumat Berkah” yaitu pengobatan dibayar sukarela tanpa batasan usia, kegiatan ini sudah lama berjalan nampakya menjadi pembicaraan masyarakat di Kecamatan Ipuh dan sekitarnya. dr.Egi Yudhistira mengungkapkan kepada awak media kabarbengkulu.id saya merasa terpangil dengan melihat kondisi perkeonomian masyarakat yang kurang mampu ditambah semenjak diterpa Pandemi Covid-19 membuat perekonomian semakin sulit. Ini membuat saya terpanggil untuk membantu masyarakat terkhusus di lini kesehatan dengan mengadakan program Jumat Berkah.
“Dari biaya pengobatan sukarela, dana tersebut saya kumpulkan untuk kegiatan sosial lainnya salah satunya kegiatan MAN Social Project (MSP) yang dilaksanakan rutin oleh OSIM MAN 1 Mukomuko dengan cara membantu memberi sembako kepada masyarakat kurang mampu yang dilaksanakan rutin setiap bulannya oleh OSIM MAN 1 Mukomuko ,”ucap Egi.
Lebih lanjut dr.Egi mengungkapkan ada banyak cerita yang ia alami selama menjalani Praktik Jumat Berkah dengan tarif sukarela tersebut. Di antaranya dari pasien home visit yang pernah ada
“Saya datang ke rumah pasien (home visit) yang tidak sanggup ke klinik atau ke tempat praktik saya. Di situ banyak kisah menarik bagi saya sendiri,” ucapnya.
Dari beberapa di antaranya, Egi mengatakan bahwa mereka tak berobat karena tak memiliki biaya. Baik untuk kendaraan menuju tempat praktik, hingga membayar jasa dokter.
“Mereka berpikir ketika panggil dokter ke rumah, itu pasti biaya lebih mahal,” tuturnya.
Pada satu kesempatan, ia juga pernah dibayar dengan buah Pisang di rumah pasien yang kurang mampu
“Mereka bilang, ‘Dok saya enggak punya biaya’. Saya bilang enggak perlu karena jasa saya ikhlas bahkan gratis,” ucapnya. “Lalu pasien bilang, ‘Dok adanya ini (Buah Pisang)’. (Dijawab), ‘Ya itu lah rezeki saya, mau ibu kasih apapun, yang penting ikhlas. Jadi kita sama-sama berkah.’ Saya ngomong seperti itu,” paparnya.
Diketahui, dokter Egi yudhistira lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta pada 2013 lalu.(Kb)