KM – Usai mendapat laporan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, pada senin (7/6) lalu tentang adanya temuan bangkai gajah yang mati di Hutan Produksi Air Teramang Konseksi PT. Bentara Arga Timber (BAT), Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Rumbai bersama dengan BKSDA Provinsi Bengkulu, Dinas Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Patroli Harimau Sumatera Taman Nasional Kerinci Sebelat (PHS-TNKS) dan Lingkar Institute langsung mendatangi lokasi bangkai gajah. Hasilnya Tim gabungan menemukan lokasi bangkai gajah dalam kondisi hanya tersisa tulang belulang. Hal ini dibenarkan Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Mukomuko AKBP Andy Arisandi, SH, SIK, MH melalui Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sungai Rumbai IPDA Edi Purwanto, SH. Menurutnya, setelah mendatangi lokasi penemuan tulang belulang gajah, sekitar kurang lebih 500 meter ditemukan sabun batang yang diduga telah dicampur dengan racun yang mengakibatkan gajah mati.
”Setelah mendatangi lokasi, kami menemukan sabun batang yang diduga telah dicampur dengan racun sekitar 500 meter dari lokasi kejadian. Sehingga kami memutuskan untuk mengambil sampel dari gajah tersebut seperti (Tulang Rusuk, gigi, kulit, sabun yang telah dicampuri racun) guna identifikasi di Laboratorium Biologi UNIB Bengkulu,”jelas Edi.
Edi menambahkan, kejadian bermula pada hari Senin tanggal 07 Juni 2021 sekira pukul 08.00 wib anggota Polsek Sungai Rumbai mendapat Laporan dari BKSDA Bengkulu bahwa pada saat Tim BKSDA melaksanakan Patroli pada tgl 25 Mei 2021 menemukan Bangkai Gajah di Hutan Produksi Air Teramang Konseksi PT. BAT Bangkai Gajah tersebut dalam keadaan membusuk diduga Gajah tersebut sudah 2 (dua) bulan Mati dan disekitar Lokasi Bangkai Gajah tsb. Data terhimpun, Gajah tersebut merupakan Gajah liar diduga berjenis kelamin Betina dan berumur sekira 35 tahun, dari ciri-ciri memiliki caling (gigi taring). Setelah melaksanakan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Tim mengamankan tulang rusuk dan tali nilon dilokasi penemuan Bangkai Gajah.
”Gajah tersebut merupakan gajah liar dan diduga berjenis kelamin betina dan berusia kira-kira 35 tahun. Usai melakukan olah TKP tim mengamankan tulang rusuk dan tali nilon guna penyelidikan lebih lanjut,”pungkas Edi.(est).